1. Jurnal [Kembali]

Nama                             :   Rusydi  'Arif

No BP                            :  2410952060

Tanggal Praktikum        :   04-03-2025

               Asisten                          :   Uda Vinshen Lee

                                                     Uni Ghina Salsabila

Oscilloscope

 

1.     Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik

 

Tegangan DC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

 24 mV

 0

 0

Tegangan AC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

 424 mV

 1002 mS

 1000 KHz

 

2.     Membandingkan Frekuensi

 

 

Jenis Gelombang

Frekuensi oscilloscope

 

Frekuensi Generator Fungsi

Sinusoidal

 1004 KHz

1000 Hz 

Gigi gergaji

1002 KHz 

1000 Hz 

Pulsa (Kotak)

 10000 KHz

1000 Hz 

3.     Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

 

Perbandingan Frekuensi

Frekuensi Generator A

(fy)

Frekuensi Generator B

(fx)

Gambar Lissajous

1 : 1

 1000 Hz

1000 Hz 

 

1 : 2

 1000 Hz

 2000 Hz

 

2 : 1

 2000 Hz

 1000 Hz 

 

1 : 3

 1000 Hz

 3000 Hz

 

3 : 1

 3000 Hz

 1000 Hz 

 

2 : 3

 2000 Hz

 3000 Hz

 

3 : 2

 3000 Hz

 2000 Hz

 

 

 

 

 


pengukuran daya


4.    Pengukuran Daya Beban Lampu Seri

 

 

Beban

 

Daya Terukur (Watt)

 

V total

 

I total

 

Daya Terhitung (Watt)

1 Lampu

 0,010422 W

5,16 V 

0,0002 A

0,001032 W

2 Lampu

 0,22266 W

5,17 V

0,0004 A

0,002068 W

3 Lampu

 0,9018 W

5,18 V

0.0003 A

0,001554 W

 

5.    Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel

 

 

Beban

 

Daya Terukur (Watt)

 

V total

 

I total

 

Daya Terhitung (Watt)

1 Lampu

 0.00005 W

 5,18 V

 0,00009 A

 0,0004662 W

2 Lampu

 0.00005 W

 5,18 V

 0,00009 A

 0,0004671 W

3 Lampu

 0.000075 W

 5,19 V

 0,00009 A

 0,0004671 W

 Gambar Perbandingan Frekue1:1

 Gambar Perbandingan Frekuensi 1:2


 Gambar Perbandingan Frekuensi 2:1


 Gambar Perbandingan Frekuensi 1:3

 Gambar Perbandingan Frekuensi 3:1





 Gambar Perbandingan Frekuensi 2:3


 Gambar Perbandingan Frekuensi 3:2







2. Prinsip Kerja [Kembali]

Oscilloscope

1.     Kalibrasi oscilloscope

a.      Hidupkan oscilloscope dan tunggu beberapa saat sampai pada layar akan muncul berkas elektron

b.     Atur posisi sinyal pada layar sehingga terletak di tengah-tengah

      c.      Hubungkan input kanal A dengan terminal kalibrasi yang ada pada

oscilloscope

d.     Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya.

 

 

2.      Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik

Susun rangkaian seperti gambar berikut





        Tegangan Searah

a.    Atur output power supply sebesar 4 Volt

b.   Hubungkan input kanal B oscilloscope dengan output power supply

c.    Atur saklar oscilloscope pada DC, bacalah dan amati berapa tegangan yang diukur oleh oscilloscope

·         Tegangan Bolak Balik

a.    Atur generator sinyal pada frekuensi 1 kHz gelombang sinusoidal, dengan besar tegangan 4 Vp-p

b.   Kemudian ukur dan amati tegangan ini dengan oscilloscope


3.     Mengukur dan Mengamati Frequency




a.      Susun rangkaian seperti gambar berikut

 

b.     Hubungkan output dari function generator dengan input kanal A oscilloscope. Saklar fungsi dari function generator pada posisi sinusoidal

c.      Amati bentuk gelombang yang muncul pada layar, kemudian ukurlah frekuensinya. Catat penunjukan frekuensi dari function generator

d.     Bandingkan hasil pengukuran frekuensi dengan oscilloscope dengan frekuensi yang ditunjukan oleh function generator

e.      Ulangi langkah b dan c untuk gelombang gigi gergaji (segitiga) dan gelombang pulsa


4.     Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

a.      Susun rangkaian seperti gambar berikut



b.     Atur selektor time base oscilloscope pada posisi XY dan saklar pemilih kanal pada posisi A dan sinkronisasi pada posisi B

c.      Hubungkan sinyal dengan frekuensi yang tidak diketahui pada input A dan sinyal dengan frekuensi yang dapat dibaca pada input B

d.     Atur frekuensi sinyal pada kanal A, sehingga diperoleh gambar seperti salah satu dari gambar 2.1. Kemudian amati berapa perbandingan frekuensinya.

Bacalah penunjukan frekuensi generator

e.      Ulangi langkah b dan c untuk frekuensi yang lain dan catat hasilnya dalam bentuk gambar gelombang Lissajous

f.      Atur perbandingan X:Y pada 1:1, 1:2, 1:3, 2:1, 2:3, 3:1, 3:2


Pengukuran Daya

5.       Mengukur Daya Satu Fasa










 

a.                Buat rangkaian seperti Gambar diatas dengan sumber AC dan beban 25 watt

b.                Ukur daya yang terbaca pada wattmeter

c.                Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan Tabel

d.                Catat penunjukan dari wattmeter

3. Video Percobaan [Kembali]






4. Analisa[Kembali]

Analisa modul 2

1. Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum osiloskop digunakan?

Kalibrasi osiloskop sangat penting untuk memastikan keakuratan hasil pengukuran. Osiloskop digunakan untuk mengukur tegangan dalam domain waktu, sehingga ketepatan skala tegangan (volt/div) dan waktu (time/div) harus terjamin.

Jika osiloskop tidak dikalibrasi sebelum digunakan, kemungkinan terjadi kesalahan dalam pembacaan nilai tegangan dan frekuensi sinyal yang diukur.


2. Jelaskan perbedaan tegangan AC dan DC pada osiloskop berdasarkan amplitude, frekuensi, dan perioda!

Osiloskop digunakan untuk mengamati sinyal tegangan dalam bentuk grafik terhadap waktu. Perbedaan tegangan AC dan DC dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Amplitudo

  • Tegangan AC: Amplitudo tegangan AC selalu berubah secara periodik, naik dan turun dari nilai positif ke negatif. Nilai amplitudo bisa dinyatakan sebagai peak voltage (Vp), peak-to-peak voltage (Vpp), atau rms voltage (Vrms).
  • Tegangan DC: Amplitudo tegangan DC bersifat tetap, tidak berubah seiring waktu. Pada osiloskop, tegangan DC akan tampak sebagai garis horizontal lurus di posisi tegangan tetapnya.

b) Frekuensi

  • Tegangan AC memiliki frekuensi tertentu (misalnya, listrik rumah tangga di Indonesia memiliki frekuensi 50 Hz, sedangkan beberapa perangkat elektronik menggunakan frekuensi tinggi, seperti 1 MHz dalam sinyal komunikasi). 
  • Tegangan DC tidak memiliki frekuensi karena nilainya tetap dan tidak berubah seiring waktu (frekuensinya bisa dianggap 0 Hz).

c) Periode

  • Tegangan AC memiliki periode yang dapat diukur, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus penuh sinyal berulang.
  • Tegangan DC tidak memiliki periode karena nilainya tidak berubah dari waktu ke waktu.

Pada osiloskop, jika saklar coupling diatur ke DC mode, sinyal DC dan AC akan terlihat, sedangkan jika diatur ke AC mode, sinyal DC akan terblokir dan hanya sinyal AC yang terlihat.


3. Jelaskan macam-macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi!

Generator fungsi adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan berbagai bentuk gelombang dengan frekuensi dan amplitudo yang dapat diatur. Beberapa bentuk gelombang utama yang dihasilkan oleh generator fungsi meliputi:

a) Gelombang Sinusoidal

  • Bentuk gelombang yang paling umum dalam sistem kelistrikan.
  • Digunakan dalam listrik AC (misalnya di rumah, 50 Hz atau 60 Hz).
  • Memiliki transisi halus antara nilai maksimum dan minimum.
  • Digunakan dalam aplikasi komunikasi, sistem tenaga, dan pemrosesan sinyal.

b) Gelombang Kotak (Square Wave)

  • Memiliki perubahan mendadak antara dua level tegangan (misalnya 0V ke 5V).
  • Sering digunakan dalam rangkaian digital dan clock generator untuk sistem komputer.
  • Memiliki banyak harmonisa sehingga dapat digunakan untuk analisis Fourier.

c) Gelombang Segitiga (Triangle Wave)

  • Bentuknya naik dan turun secara linear.
  • Sering digunakan dalam modulasi frekuensi (FM) dan pengujian sistem kontrol.
  • Memiliki harmonisa yang lebih sedikit dibanding gelombang kotak.

d) Gelombang Gigi Gergaji (Sawtooth Wave)

  • Memiliki kenaikan bertahap dan penurunan tajam.
  • Banyak digunakan dalam sistem pemindaian osiloskop dan televisi.
  • Berguna dalam aplikasi sintetis musik elektronik.



4. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri!

Dalam rangkaian seri, semua beban menerima arus yang sama, tetapi tegangan terbagi di antara mereka.

Perhitungan daya dalam rangkaian seri:

P=V×I

di mana:

  • V adalah tegangan total pada rangkaian.
  • I adalah arus yang mengalir dalam rangkaian (sama untuk semua beban).
  • P adalah daya perhitungan

Jika terdapat beberapa lampu dengan hambatan R1, R2, ..., Rn, maka total hambatan dalam rangkaian seri adalah:

Rtotal=R1+R2+...+Rn

Arus dalam rangkaian dihitung dengan:

I=Vtotal/RtotalI =

Daya pada setiap lampu:

Pn=I^2 x Rn

Perbandingan daya terukur dan daya terhitung:

  • Daya terukur diperoleh dengan menggunakan alat ukur seperti wattmeter atau dengan mengukur tegangan dan arus langsung.
  • Daya terhitung diperoleh dengan menggunakan rumus di atas.
  • Biasanya ada sedikit perbedaan antara daya terukur dan daya terhitung karena faktor seperti rugi-rugi daya pada kabel dan toleransi nilai hambatan.

5. Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya terhitung pada pengukuran daya beban lampu paralel!

Dalam rangkaian paralel, setiap lampu mendapatkan tegangan yang sama, tetapi arus yang mengalir terbagi.

Perhitungan daya dalam rangkaian paralel:

P=V×I

Karena tegangan sama di setiap cabang:

In=V/Rn

Total arus dalam rangkaian adalah jumlah arus tiap cabang:

Itotal=II..In

Sehingga daya total dalam rangkaian paralel adalah:

Ptotal=V×Itotal

Perbandingan daya terukur dan daya terhitung:

  • Daya terukur didapat dari alat ukur seperti wattmeter atau hasil pengukuran arus dan tegangan total.
  • Daya terhitung didapat dari perhitungan teori menggunakan rumus di atas.
  • Dalam rangkaian paralel, daya total lebih besar dibandingkan rangkaian seri karena setiap beban mendapatkan tegangan penuh.

Video Analisa





Kesimpulan
    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan dapat diambil sebagai berikut:
  1. Kalibrasi Osiloskop
    Kalibrasi osiloskop sebelum digunakan sangat penting untuk memastikan hasil pengukuran yang akurat. Proses ini membantu menghilangkan kesalahan pengukuran akibat faktor internal osiloskop dan memastikan tampilan sinyal sesuai dengan nilai sebenarnya.

  2. Perbedaan Tegangan AC dan DC pada Osiloskop

    • Tegangan DC (Direct Current) ditampilkan sebagai garis lurus tanpa perubahan frekuensi pada osiloskop, karena arusnya mengalir dalam satu arah dengan amplitudo konstan.
    • Tegangan AC (Alternating Current) ditampilkan sebagai gelombang periodik yang memiliki amplitudo, frekuensi, dan periode tertentu. Osiloskop dapat mengukur karakteristik ini untuk menentukan bentuk sinyal listrik.
  3. Macam-Macam Bentuk Gelombang
    Generator fungsi dapat menghasilkan berbagai bentuk gelombang, seperti:

    • Gelombang Sinusoidal – sering digunakan dalam sistem tenaga listrik dan komunikasi.
    • Gelombang Kotak (Pulsa) – digunakan dalam sistem digital dan elektronika pulsa.
    • Gelombang Segitiga/Gigi Gergaji – digunakan dalam pemrosesan sinyal dan rangkaian osilator.
  4. Perbandingan Daya Beban Lampu Seri dan Paralel

    • Pada rangkaian seri, arus yang mengalir sama pada setiap komponen, tetapi tegangan terbagi. Oleh karena itu, daya yang terhitung cenderung lebih rendah dibanding daya terukur akibat penurunan tegangan di tiap lampu.
    • Pada rangkaian paralel, tegangan yang diberikan ke setiap lampu sama, tetapi arus terbagi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa daya terukur lebih mendekati daya terhitung karena tidak ada pembagian tegangan.

Percobaan ini menunjukkan bahwa osiloskop adalah alat yang sangat penting dalam pengukuran sinyal listrik, baik untuk tegangan AC maupun DC. Selain itu, pemahaman mengenai perbedaan daya dalam rangkaian seri dan paralel sangat berguna dalam menganalisis sistem listrik, khususnya dalam aplikasi praktis seperti pencahayaan dan distribusi daya.


5. Download File[Kembali]

Donwload laporan akhir [klik disini]

Donwload video percobaan [klik disini]

donwload video analisa [klik disini]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

modul 2 transistor