Tugas besar kontrol lift menggunakan Proteus adalah proyek yang biasanya diberikan dalam mata kuliah sistem kontrol atau elektronika di perguruan tinggi. Proyek ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam merancang, mensimulasikan, dan mengimplementasikan sistem kontrol yang kompleks, dalam hal ini adalah sistem kontrol untuk sebuah lift.
Lift adalah salah satu perangkat yang sangat penting dalam gedung bertingkat, baik untuk keperluan komersial maupun residensial. Sistem kontrol yang efektif dan efisien sangat diperlukan untuk memastikan operasi lift yang aman, cepat, dan andal. Dengan menggunakan software simulasi seperti Proteus, mahasiswa dapat mempelajari cara kerja sistem kontrol lift tanpa perlu membuat perangkat keras secara langsung, yang bisa memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit.
Sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang memiliki nilai “nol”. Titik “nol” pada listrik AC & DC Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu. Atau dengan kata lain ground ini digunakan untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian.
Dioda
Dioda merupakan salah satu bahan semikonduktor yang memiliki fungsi untuk mengalirkan arus dalam satu arah. Maksud dari pemberian arus satu arah adalah apabila diberi bias yang tepat, maka dioda akan berfungsi sebagai pengalir arus terhadap arah yang telah ditentukan. Namun, apabila pemberian bias tidak sesuari dengan karakteristik dioda, maka dioda tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Operasional Amplifier (Op-Amp) LM741
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :
Pinout:
Keterangan:
Resistor
Transistor NPN
Konfigurasi :
Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur dan mengontrol tegangan listrik dalam suatu rangkaian. Potensiometer sering digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat audio, pengatur kecerahan lampu, dan dalam berbagai aplikasi lain yang memerlukan kontrol variabel terhadap tegangan atau arus listrik.
Spesifikasi :
B. Komponen Output
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Motor DC
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo.
Speaker
Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara dalam bentuk gelombang bunyi. Buzzer lebih sering digunakan karena ukuran penggunaandayanya yang minim.
LED
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-an.
C. Komponen Input
·Vibration Sensor
Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik.
Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :
Sensor Infrared
Sensor infrared adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh objek. berdasarkan prinsip bahwa semua benda dengan suhu di atas nol mutlak akan memancarkan radiasi inframerah. Ketika sensor ini mendeteksi adanya perubahan dalam pola radiasi inframerah yang diterimanya, seperti akibat adanya objek yang memotong jalur radiasi tersebut, sensor akan menghasilkan sinyal listrik yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan objek. Dengan demikian, sensor infrared memungkinkan deteksi objek tanpa memerlukan kontak fisik, sehingga cocok untuk aplikasi deteksi gerakan, pengukuran suhu, dan kontrol jarak jauh.
Ada dua jenis sensor IR yang umum digunakan dalam aplikasi deteksi benda yang melewati sensor, yaitu sensor transmiter-receiver (pengirim-penerima) dan sensor reflektif:
Sensor Transmiter-Receiver: Sensor ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengirim (transmitter) yang menghasilkan sinar inframerah dan bagian penerima (receiver) yang mendeteksi pantulannya. Ketika benda melewati sinar inframerah yang dipancarkan oleh transmitter, penerima akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterima, yang kemudian diinterpretasikan sebagai adanya benda yang melewati sensor.
Sensor Reflektif: Sensor ini menggunakan satu komponen yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver. Sinar inframerah yang dipancarkan akan dipantulkan kembali ke sensor oleh benda yang melewati area sensor. Perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor kemudian diukur untuk mendeteksi keberadaan benda.
G grafik respon sensor
Touch Sensor
Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Sensor Load Cell
Spesifikasi :
GRAFIK RESPON SENSOR
Sensor Gas
Sensor jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya. Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke. Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain.
Grafik Respon sensor
D. Alat
Voltmeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan.
Power Supply
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik atau elektronika lainnya.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Simbol Resistor :
Cara menghitung nilai resistor :
a. Membaca Kode Warna Resistor
b. Membaca Resistor SMD
c. Menggunakan Multimeter Analog/Digital
4 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Rumus :
-Jika rangkaian seri, maka :
-Jika rangkaian paralel, maka :
2. Transistor NPN
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.
Gambar Gelombang Input/Output
3. Relay
Relay adalah sebuah komponen elektronik yang difungsikan sebagai sakelar elektrik. Relay berfungsi dengan adanya arus listrik. Adanya relay juga akan membuat komponen dapat mengendalikan arus listrik yang besar. Selain itu relay merupakan salah satu bagian komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan Logical Switching.
Simbol Relay :
Cara Kerja : Apabila coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnetik yang dapat menarik armature untuk merubah switch contact point. Apabila coil tersebut sudah tidak dialiri arus listrik, maka Armature akan kembali lagi ke posisi Normally Close. Umumnya, coil yang digunakan oleh relay untuk mengubah switch contact point ke posisi NC hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
Kapasitas Pengalihan Maksimum:
4. Op-Amp
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Amplifier Operasional:
Penguat Pembalik:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan untuk Penguatan Operasional.
·R f = Resistor umpan balik
·R in = Resistor Masukan
·V in = Tegangan masukan
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Penguat Penjumlahan:
Tegangan Keluaran:
Output umum dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Jumlah Tegangan Input Amplifikasi Terbalik:
jika resistor inputnya sama, outputnya adalah jumlah tegangan input yang diskalakan terbalik,
Jika R 1 = R 2 = R 3 = R n = R
Output yang Dijumlahkan:
Ketika semua resistor dalam rangkaian di atas sama, outputnya adalah jumlah terbalik dari tegangan input.
Jika R f = R 1 = R 2 = R 3 = R n = R;
V keluar = – (V 1 + V 2 + V 3 +… + V n )
Penguat Non-Pembalik:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan Penguat Non-Pembalik.
·R f = Resistor umpan balik
·R = Resistor Tanah
·V masuk = Tegangan masukan
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat Diferensial.
·R f = Resistor umpan balik
·R a = Resistor Input Pembalik
·R b = Resistor Input Non Pembalik
·R g = Resistor Ground Non Pembalik
·V a = Tegangan input pembalik
·V b = Tegangan Input Non Pembalik
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari tegangan input;
Perbedaan Penguatan Persatuan:
Jika semua resistor yang digunakan dalam rangkaian adalah sama yaitu R a = R b = R f = R g = R, penguat akan memberikan output yang merupakan selisih tegangan input;
V keluar = V b – V a
Penguat Pembeda
Penguat Operasional jenis ini memberikan tegangan output yang berbanding lurus dengan perubahan tegangan input. Tegangan keluaran diberikan oleh;
Input gelombang segitiga => Output gelombang persegi panjang
Input gelombang sinus => Output gelombang kosinus
Penguat Integrator
Penguat ini memberikan tegangan keluaran yang merupakan bagian integral dari tegangan masukan.
5. Sensor Touch
Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Simbol Touch Sensor:
6. Sensor Load Cell
Load Cell adalah alat electromekanik yang biasa disebut Transducer, yaitu gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja, kemudian merubah gaya mekanik menjadi sinyal listrik.
Simbol load cell di proteus:
Load cell adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mengukur gaya atau beban yang bekerja pada suatu objek. Sensor ini umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti alat pengukur berat, peralatan pengujian material, alat timbangan, dan sebagainya. Cara kerja load cell didasarkan pada perubahan resistansi material khusus yang dipengaruhi oleh tekanan atau gaya yang diterapkan.
Ada beberapa jenis load cell, tetapi yang paling umum adalah strain gauge load cell. Strain gauge load cell terdiri dari satu atau beberapa strain gauge yang ditempatkan di dalam tubuh load cell. Strain gauge adalah sensor resistansi yang mengubah perubahan tekanan atau gaya menjadi perubahan resistansi. Ketika gaya diterapkan pada load cell, ia menyebabkan deformasi pada material strain gauge, yang kemudian mengubah resistansinya.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja load cell menggunakan strain gauge:
1). Gaya diterapkan pada load cell: Gaya atau beban yang ingin diukur diterapkan pada load cell melalui elemen penghubung, seperti pelat, kait, atau celah yang terdapat pada load cell.
2). Deformasi pada strain gauge: Ketika gaya diterapkan pada load cell, material strain gauge mengalami deformasi atau perubahan bentuk. Deformasi ini menyebabkan perubahan panjang atau luas strain gauge, yang pada gilirannya mengubah resistansinya.
3). Perubahan resistansi: Strain gauge biasanya terbuat dari material yang mempunyai sifat resistansi yang berubah sesuai dengan perubahan panjang atau luasnya. Ketika load cell mengalami deformasi, resistansi strain gauge juga berubah.
4). Pengukuran resistansi: Perubahan resistansi strain gauge kemudian diukur menggunakan jembatan Wheatstone atau rangkaian elektronik serupa. Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat resistansi, termasuk strain gauge, yang diatur sedemikian rupa sehingga perubahan resistansi strain gauge dapat diukur sebagai perubahan tegangan output.
5). Konversi tegangan menjadi satuan pengukuran: Tegangan output dari jembatan Wheatstone kemudian dikonversi menjadi satuan pengukuran yang sesuai dengan aplikasi tertentu. Hal ini biasanya melibatkan penggunaan amplifier atau konverter sinyal untuk mengubah tegangan menjadi satuan seperti kilogram, pound, Newton, atau satuan lainnya.
Dalam beberapa aplikasi yang lebih kompleks, load cell juga dapat dilengkapi dengan perangkat elektronik tambahan, seperti penguat sinyal, pengolah data, atau komunikasi dengan sistem lain.
Itulah gambaran umum tentang cara kerja load cell menggunakan strain gauge. Dengan mengukur perubahan resistansi pada strain gauge, load cell mampu mengonversi gaya atau beban yang diterapkan menjadi sinyal listrik yang dapat diukur dan digunakan untuk berbagai aplikasi.
Respon sensor
7. Motor
DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Simbol DC Motor :
Pin out :
Cara Kerja DC Motor : Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
8. Buzzer
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
9. LED
LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan – elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Symbol LED :
Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
Infra merah : 1,6 V.
Merah : 1,8 V – 2,1 V.
Oranye : 2,2 V.
Kuning : 2,4 V.
Hijau : 2,6 V.
Biru : 3,0 V – 3,5 V.
Putih : 3,0 – 3,6 V.
Ultraviolet : 3,5 V.
10. Potensiometer
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam
Komponen Potensiometer adalah :
a. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
b. Element Resistif
c. Terminal
Jenis-jenis Potensiometer
a. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
b. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
c. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Fungsi-fungsi Potensiometer :
a. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
b. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
c. Sebagai Pembagi Tegangan
d. Aplikasi Switch TRIAC
e. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
f. Sebagai Pengendali Level Sinyal
11. Sensor MQ2
Sensor MQ2 merupakan sensor penginderaan yang sering digunakan dibandingkan seri sensor MQ2 lainnya. Sensor ini menggunakan prinsip deteksi resistansi gas. Ketika sensor terpapar gas yang spesifik, resistansi internalnya berubah, dan perubahan ini diubah menjadi sinyal listrik yang dapat diukur.
MQ2 merupakan sensor yang berkerja menggunakan panas. Oleh karena itu dilapisi dengan dua bahan jaring bahan tahan karat halus atau disebut ‘jaringan anti ledakan’. Ini dilakukan supaya tidak terjadi ledakan karena sensor sensitif terhadap zat gas yang dapat memicu ledakan.
Fungsi lain sebagai pelindung sensor didalamnya dan menyaring partikel yang teruspensi, sehingga hanya elemen gas yang dapat melewati lubang-lubang halus. Clamp ring sebagai penjepit berlapis tembaga untuk mengamankan jaring.
Sensor MQ2 mempunyai enam kaki dan elemen sensing semikonduktor didalamnya. Dua kaki H berfungsi untuk memanaskan elemen penginderaan serta terhubung bersama oleh kumparan nikel-kromium.
Empat kaki lainya pembawa sinyal yakni A untuk sinyal digital dan B untuk sinyal analog, A dan B dihubungkan dengan kabel platinum. Kabel-kabel ini terhubung ke badan elemen penginderaan dan menyampaikan arus yang mengalir melalui elemen penginderaan.
Tubulat sensing penginderaan terbuat dari keramik berbahan dasar Aluminium Oxide (AL2O3) dengan lapisan Timah dioksida (SnO2). Bahan Timah Diosida yang paling penting karena bahannya yang sensitif terhadap gas yang berbahaya. Substrat keramik, yang akan memastikan area sensor dalam keadaan panas hingga mencapai suhu kerja.
Cara kerja
Sensor MQ2 adalah sensor gas semikonduktor yang mengandalkan perubahaan resistansi untuk mendeteksi keberadaan gas. Ketika diberikan tegangan, pemanas akan memanaskan bahan sensitif gas hingga suhu tertentu, lalu oksigen terangkat ke permukaan.
Sketika sensor berada pada udara yang bersih, hambatan pada elemenn sensititf gas akan relatif rendah. Sedangkan, snsor berada pada gas pereduksi, gas akan diadsorpsi oleh elemen sensitif, menyebabkan resistansi yang proposional terhadap konsentrasi gas tersebut. Perubahaan ini yang akan dikonversi konsentrasi gas menjadi sinyal analog atau sinyal digital yang dapat diolah oleh mikrokontroler.
Simbol MQ2 sensor di proteus:
Grafik respon sensor :
12. Battery
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
Baterai dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (cycle life) baterai adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga tergantung pada suhu baterai.
Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.
Jika pada suhu operasional lebih rendah, umur baterai lebih lama, namun ada efek negatif berkaitan dengan kapasitas baterai. Pada suhu yang lebih rendah, kapasitas baterai menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia yang terjadi pada baterai bergerak lebih aktif/cepat, sehingga kapasitas baterai cenderung lebih tinggi.
Terkadang, pada suhu yang lebih tinggi, kapasitas baterai justru dapat lebih besar dari angka nominalnya, meskipun pada suhu tinggi, elemen baterai terlalu aktif, juga berakibat buruk pada kesehatan baterai.
13. Dioda
Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.
Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1). Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2). Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3). Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4). Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
5). Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
14. Ground
Berfungsi sebagai penahan arus. Pada ilmu listrik satu fasa, kita sering mendengar istilah kabel fasa, netral, dan ground. Untuk kabel fasa sudah jelas yaitu kabel yang mengandung tegangan. Ciri utama dari kabel fasa adalah bisa ditestpen akan menyala. Sedangkan untuk kabel neutral dan ground masih banyak orang bingung sehingga mengganggap sama antara netral dan ground. Untuk itu pada artikel ini akan dibahas apa perbedaan antara kabel netral dan ground.
Kabel netral adalah kabel bermuatan listrik rendah(mendekati nol) dan dipakai sebagai acuan. Seperti kita ketahui, agar terjadi aliran arus listrik maka harus ada beda potensial. Untuk itu, apabila kita hanya menggunakan kabel fasa masuk dalam komponen listrik, misalnya lampu, maka lampu tidak akan menyala. Apabila kita tambahkan kabel netral maka akan terjadi beda potensial antara kabel fasa dan netral yang melewati lampu tadi sehingga lampu menyala. Ciri dari kabel ini adalah apabila ditestpen maka testpen tidak menyala.
Kabel ground berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi kebocoran arus. Kebocoran arus adalah apabila isolasi kabel atau perangkat elektronik rusak, maka arus listrik bisa mengalir di konduktor yang bersentuhan dengannya. Misal ada kabel kulkas yang mengelupas, akan berbahaya jika kabel yang terkelupas ini menempel di body kulkas yang terbuat dari besi/alumunium karena menyebabkan body kulkas memiliki arus listrik dan bisa menimbulkan sengatan listrik apabila terpegang. Sesuai namanya, kabel ground adalah kabel yang terhubung ke tanah/bumi yang akan membuang arus bocor tadi ke tanah. Karena berfungsi sebagai proteksi, arus listrik tetap bisa mengalir hanya dengan kabel fasa dan netral.
Se15. Sensor Infrared
Sensor infrared adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh objek. berdasarkan prinsip bahwa semua benda dengan suhu di atas nol mutlak akan memancarkan radiasi inframerah. Ketika sensor ini mendeteksi adanya perubahan dalam pola radiasi inframerah yang diterimanya, seperti akibat adanya objek yang memotong jalur radiasi tersebut, sensor akan menghasilkan sinyal listrik yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan objek. Dengan demikian, sensor infrared memungkinkan deteksi objek tanpa memerlukan kontak fisik, sehingga cocok untuk aplikasi deteksi gerakan, pengukuran suhu, dan kontrol jarak jauh.
Ada dua jenis sensor IR yang umum digunakan dalam aplikasi deteksi benda yang melewati sensor, yaitu sensor transmiter-receiver (pengirim-penerima) dan sensor reflektif:
Sensor Transmiter-Receiver: Sensor ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengirim (transmitter) yang menghasilkan sinar inframerah dan bagian penerima (receiver) yang mendeteksi pantulannya. Ketika benda melewati sinar inframerah yang dipancarkan oleh transmitter, penerima akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterima, yang kemudian diinterpretasikan sebagai adanya benda yang melewati sensor.
Sensor Reflektif: Sensor ini menggunakan satu komponen yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver. Sinar inframerah yang dipancarkan akan dipantulkan kembali ke sensor oleh benda yang melewati area sensor. Perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh sensor kemudian diukur untuk mendeteksi keberadaan benda.
Dalam kedua jenis sensor tersebut, prinsip kerja utamanya adalah mendeteksi perubahan intensitas cahaya inframerah yang dipancarkan dan dipantulkan kembali oleh benda yang melewati sensor. Perubahan ini kemudian diubah menjadi sinyal elektronik yang dapat diinterpretasikan sebagai adanya benda yang melewati sensor.
Sensor IR sering digunakan dalam aplikasi deteksi otomatisasi, seperti deteksi gerakan, deteksi posisi, dan deteksi hambatan, karena sensitivitasnya terhadap perubahan cahaya yang relatif rendah dan kemampuannya untuk bekerja dalam berbagai kondisi pencahayaan.
Prinsip kerja sensor infrared
G grafik respon sensor infrared
16.Vibration Sensor
Vibration sensor / Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:
- Pembesaran sinyal getaran
- Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
- Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran didasarkan atas pertimbangan berikut:
- Jenis sinyal getaran
- Rentang frekuensi pengukuran
- Ukuran dan berat objek getaran.
- Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
- Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa perlu catu daya
(power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
- Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat berkerja.
Grafik perbandingan frekuensi dengan sensitivitas sensor getaran :
16)Flame sensor
Pengertian Flame detector merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dengan panjang gelombang antara 760 nm ~ 1100 nm. Dalam suatu proses pembakaran pada pembangkit listrik tenaga uap, flame detector dapat mendeteksi hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector. Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan sebesar 60 derajat, dan beroperasi normal pada suhu 25 – 85 derajat Celcius. Adapun unit flame detector dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran, yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala apiyang dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet dengan menggunakan metode optic kemudian hasil pendeteksian itu akan diteruskan ke Microprosessor yang ada pada unit flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu.
Penjelasan rangkain kerja flame sensor
Pin ke-8 dari IC LM393 dihubungkan ke sumber tegangan Vcc (5V), sementara pin ke-4 dihubungkan ke GND (ground). Sebuah kapasitor 100nF (paket SMD) dipasang di antara Vcc dan GND untuk menyaring noise dari catu daya.
Untuk indikator daya, digunakan sebuah LED yang terhubung dengan resistor 1K ohm. Anoda LED dihubungkan ke resistor, sementara katoda LED dihubungkan ke GND. Ujung lain dari resistor tersebut dihubungkan ke Vcc 5V, sehingga LED menyala saat rangkaian diberi daya.
Sensor cahaya berupa fotodioda memiliki terminal katoda yang dihubungkan ke resistor 10K ohm, dan anoda dihubungkan langsung ke GND. Ujung lain dari resistor 10K tersebut dihubungkan ke Vcc (membentuk konfigurasi pembagi tegangan). Titik sambungan antara fotodioda dan resistor 10K ini disambungkan ke terminal non-inverting (+) dari IC LM393. Sebuah kapasitor 100nF juga dipasang dari terminal ini ke GND untuk menstabilkan sinyal.
Selanjutnya, sebuah potensiometer dihubungkan sedemikian rupa sehingga salah satu ujung tetapnya dihubungkan ke Vcc dan ujung tetap lainnya ke GND. Ujung tengah (variabel) dari potensiometer dihubungkan ke terminal inverting (-) dari LM393. Dengan cara ini, potensiometer digunakan untuk mengatur ambang deteksi (threshold) dari sensor api.
Untuk bagian output, digunakan LED indikator. Anoda LED dihubungkan ke Vcc, sementara katoda dihubungkan ke resistor 1K ohm, dan ujung resistor tersebut dihubungkan ke pin 1 (output) dari LM393. Selain itu, sebuah resistor 10K ohm juga dihubungkan antara pin output LM393 dan Vcc untuk menjaga kestabilan sinyal output.
Prinsip flame detector menggunakan metode optic yang bekerja seperti UV (ultraviolet) dan IR (infrared), pencitraan visual api, serta spektroskopi yang berfungsi untuk mengidentifikasi api atau flame.flame detector juga mapu membedakan antara false alarm atau peringatan palsu dengan api sungguhan melalui komponen system yang dirancang dengan fungsi mendeteksi adanya penyerapan cahaya yang terjadi pada gelombang tertentu.
\
Grafik Flame sensor terhadap nilai resistansi
Berdasarkan grafik respon di atas diperoleh bahwa terdeteksinya panas api maka akan semakin kecil resistansi pada sensor Flame Sensor sehingga memungkinkan arus untuk mengalir dan sensor ON.
Cara Kerja Sensor Flame dan karakteristik
Cara kerja sensor ini yaitu dengan mengidentifikasi atau mendeteksi nyala api dengan menggunakan metode optik. Pada sensor ini menggunakan tranduser yang berupa infrared (IR) sebagai sensing sensor. Tranduser ini digunakan untuk mendeteksi akan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Yang dimana memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dengan spectrum cahaya lainnya seperti spectrum cahaya lampu.
Berikut adalah contoh simulasi sensor flame menggunakan software “Proteus”.
Fitur dari flame sensor
·Tegangan operasi antara 3,3 – 5 Vdc
·Terdapat 2 output yaitu digital output dan analog output yang berupa tegangan
·Sudah terpackage dalam bentuk modul
·Terdapat potensiometer sebagai pengaturan sensitivitas sensor dalam mensensing
Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh
Lalu mencoba menjalankan rangkaian. jika tidak terjadi error, maka motor akan bergerak yang berarti rangkaian bekerja
Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja
Gambar Rangkaian :
a. Sensor Touch pertama diletakkan di dekat pintu Lift (Membuka Lift)
Sensor touch pertama, ketika touch sensor belogika 1 atau mendeteksi adanya orang yang menekan tombol (dari luar) sehingga pintu lift terbuka dimana ada arus keluar dari Vout sensor sebesar 5 V,Diumpankan ke kaki non inverting rangkaian voltage follower dimana Vout 5V lalu diumpankan ke R1 lalu kaki base transistor menuju ke kaki emitor transistor dan menuju ke ground. karena arus yang keluar di kaki transistor (o,88V) sudah cukup untuk mengaktifkan transistor(Vbe > 0,7V) sehingga transistor aktif sehingga arus yang mengalir dari power supply 12V diumpankan ke R6 menuju kaki base ke kaki emitor dan diteruskan ke ground, power supply 12V melewati relay menuju kaki kolektor ke kaki emitor dan diteruskan ke ground karena ada arus yang melewati relay maka switch relay berpindah ke kiri, karena switch relay berpindah ke kiri maka ada arus yang mengalir dari baterai menuju ke motor sehingga mengaktifkan motor yang mengakibatkan pintu terbuka, pintu terbuka ditandai dengan aktifnya led berwarna biru sebagai indikator.
b. Sensor Touch kedua diletakkan di dekat pintu Lift (Menutup Lift)
Sensor touch kedua, ketika touch sensor belogika 1 atau mendeteksi adanya orang yang menekan tombol (dari dalam) sehingga pintu lift tertutup dimana ada arus keluar dari Vout sensor sebesar 5 V, Diumpankan ke kaki non inverting rangkaian non inverting amplifier dimana Vo = ((Rf/Ri) + 1) Vi, lalu diumpankan ke R25 sebesar 11 V lalu diteruskan ke rangkaian fixed bias ke kaki base transistor menuju ke kaki emitor transistor dan menuju ke ground. karena arus yang keluar di kaki transistor (Vbe = 0,85V) sudah cukup untuk mengaktifkan transistor (Vbe > 0,7V)sehingga transistor aktif sehingga arus yang mengalir dari power supply 12V diumpankan ke R5 menuju kaki base ke kaki emitor dan diteruskan ke ground,power supply 12V melewati relay menuju kaki kolektor ke kaki emitor dan diteruskan ke ground karena ada arus yang melewati relay maka switch relay berpindah ke kiri, karena switch relay berpindah ke kiri maka ada arus yang mengalir dari baterai menuju ke motor sehingga mengaktifkan motor yang mengakibatkan pintu tertutup, pintu tertutup ditandai dengan aktifnya led berwarna hijau sebagai indikator.
c. Sensor Gas diletakkan di langit langit Lift (Menghisap Gas)
Ketika sensor gas mendeteksi danya gas maka sensor akan aktif ditandai test pin berlogika 1, lalu sensor mengeluarkan v out sebesar 5v, lalu diumpankan ke resistor R20 lalu diumpankan ke rangkaian differential amplifier ke kaki non inverting nya. didapatkan vout nya sebesar 5.5v dari rumus Vo = ( RF1/RI + 1) ( R21/R20+R21) (Vi) - (RF1/RI) (V2), kemudian vout rangkaian differential amplifier di umpankan ke kaki resistor R2 lalu menuju ke kaki base transistor lalu ke kaki emitter transistor lalu diteruskan ke ground. karena ada tegangan di vbe sebesar 0.81 lebih dari 0.6 maka transistor aktif. arus dari power supply sebesar 8v mengalir menuju resistor R8 lalu ke kaki base lalu ke emitter lalu diteruskan ke ground. arus dari power supply 8v mengalir ke relay lalu ke kaki collector lalu ke emitter lalu diterukan ke ground. karena adanya arus mengalir melewati relay ,maka relay akan aktif ditandai dengan switch bergerak dari kanan ke kiri yan membuat rangkaian di kana akan tertutup. karena rangkaian sudah tertutup makan power supply atau baterai sebesar 12 v akan aktif lalu mengalir ke motor yang akan bergerak menghisap gas
d. Loadcell diletakkan di bawah Lift (Mendeteksi beban maksimal)
Pada sensor loadcell berguna untuk mengukur beban maksimal pada lift, jika melebihi berat beban pada lift, maka sensor loadcell akan aktif yang menyebabkan pintu lift terbuka kembali dan buzzer berbunyi untuk menyuruh orang agar keluar dan indikator led hidup. didapat Vout sebesar 19,4 mV diumpankan ke kaki positif op amp rangkaian non inverting amplifier (Vo = ((Rf/Ri) + 1) Vi) didapat Vout sebesar 4,11 V lalu diumpankan ke kaki R12 dan ke rangkaian detector non inverting amplifier didapat Vout sebesar 11 V lalu diumpankan ke rangkaian fixed bias dimana didapatkan Vbe sebesar 0,86 V, sehingga syarat untuk aktifnya transistor Vbe > 0,7 V, maka power supply sebesar 5v diumpankan ke R3 menuju kaki base ke kaki emitor dan diteruskan ke ground, power supply sebesar 5v melewati relay menuju kaki kolektor ke kaki emitor dan diteruskan ke ground. Karna adanya arus melewati relay maka switch berpindah dari kanan ke kiri dan terjadi loop dimana motor bergerak untuk membuka pintu dan buzzer berbunyi ditandai dengan Led menyala.
e. Sensor Vibrator yang diletakkan di langit" lift (Mendeteksi Getaran)
Ketika sensor vibrator mendeteksi adanya getaran atau gempa maka sensor akan aktif ditandai dengan test pin berlogika 1, lalu sensor akan mengeluarkan vour sebesar 5v kemudian diumpankan ke rangkaian voltage follower. didapatkan vo menggunakan rumus A=VO/VI=1 atau VO/VI=1 yaitu sebesar 5v juga. lalu diumpankan ke kaki resistor R18 lalu menuju ke kaki base transisot lalu ke kaki emitter lalu ke ground, karena tegangan di vbe lebih besar dari 0.6 maka transistor akan aktif. arus dari power supply sebesar 8 mengalir ke relay lalu ke kaki collector lalu ke emitter lalu ke ground. karena ada arus mengalir melewati relay maka relay akan aktif ditandai dengan switch bergerak dari kanan ke kiri yang membuat rangkaian di kanan menjadi tertutup. karena rangkaian tertutup maka baterai sebesar 12v aktif lalu arus mengalir ke buzzer dan ke motor yang membuat pintu terbuka dan alarm berbunyi dan ditandai dengan led biru menyala
f. Sensor Infrared pertama diletakkan di depan Lift (Mendeteksi benda)
Sensor Infrared pertama, ketika arus keluar dari Vout sensor sebesar 5 V, lalu menuju ke R1 sebesar yaitu rangkaian non inverting adder amplifier (Vo = -VRF = -I.RF = -[V1/R1+V2/R2]RF). lalu didapatkan output sebesar 2 v memasuki relay dan menuju ground. sehingga arus yang mengalir dari power supply yang melewati relay menuju ke R4 sebesar 0,56 V lalu memasuki kaki base rangkaian self bias didapat vout sebesar 0,74 V lalu kaki base transistor menuju ke kaki emitor transistor dan menuju ke ground. karena arus yang keluar di kaki transistor sudah cukup untuk mengaktifkan transistor sehingga transistor aktif sehingga arus yang mengalir dari power supply melewati relay menuju kaki kolektor ke kaki emitor dan diteruskan ke ground karena ada arus yang melewati relay maka switch relay berpindah ke kiri, karena switch relay berpindah ke kiri maka ada arus yang mengalir dari baterai menuju ke motor sehingga mengaktifkan motor yang mengakibatkan pintu terbuka, pintu terbuka ditandai dengan aktifnya led berwarna biru sebagai indikator
g.Sensor Flame diletakkan di langit langit Lift (Mendeteksi Kebakaran)
Ketika terdeteksi api, maka sensor akan berlogika satu dan arus akan mengalir dari sensor menuju kaki non inverting op amp, tegangan akan terbaca sebesar 5 volt. Rangkaian yang dipakai adalah rangkaian Inverting amplivier dimana penguatan (vo=(-Rf/Ri)VI sehingga vin = (20k/10k)5 = 10 volt.Pada transistor menggunakan voltage divider bias sehinga tegangan basis akan mengatur arus basis.Transistor akan on, sehingga arus dari tegangan basis sebesar 9 V akan mengalir menuju relay lalu kolektor ke emitor dan ke ground. Switch relay akan berpindah ke kiri dan tegangan baterai sebesar 12V akan mengalirkan arus ke cabang pertama melewati resistor sebesar 220 ohm kemudian masuk ke LED sehingga lampu akan menyala, lalu cabang kedua arus akan mengalir menggerakkan motor untuk membuka pintu, cabang ketiga yaitu arus akan mengalir ke buzzer dan buzzer akan berbunyi sbg alarm kebakaran.
BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH ELEKTRONIKA Oleh : Rusydi 'Arif 2410952060 Dosen Pengampu : Darwison, M.T. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA”, Jilid 1, ISBN: 978-602-9081-10-7, CV Ferila, Padang Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA”, Jilid 2, ISBN: 978-602-9081-10-8, CV Ferila, Padang Ian R. Sinclair and John Dunton, Practical Electronics Handbook, Newness, 2007 Jimmie J. Cathey, Theory and Problems of Electronic Device and Circuit, McGraw Hill, 2002 John M. Hughes, Practical Electronics: Components and Techniques, O’Reilly Media, 2016 Keith Brindley, Starting Electronics, Newness 3rd Edition, 2005 Robert L. Boylestad and Louis Nashelsky, Electronic Devices and Circuit Theory, Pearson, 2013
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL II OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA 1. Pendahuluan [Kembali] Oscilloscope, atau disingkat scope/o-scope, adalah alat ukur elektronik yang menampilkan gambaran visual dari sinyal listrik. Sinyal listrik ini bisa berupa tegangan yang grandeurnya berubah-ubah terhadap waktu. Dengan mengamati tampilan pada oscilloscope, para teknisi listrik bisa melihat bentuk gelombang listrik, mengukur tegangan dan waktu sinyal, serta menganalisa permasalahan pada rangkaian listrik.Fungsi utama oscilloscope adalah untuk mengamati bentuk gelombang sinyal listrik. Bentuk gelombang ini menunjukkan bagaimana tegangan sinyal berubah terhadap waktu. Bentuk gelombang sinyal ini dapat dihasilkan dari Signal generator...
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL II TRANSISTOR 1. Pendahuluan [Kembali] Transistor adalah komponen semikonduktor yang berfungsi sebagai sakelar elektronik atau penguat sinyal. Secara sederhana, transistor mirip dengan keran air; sedikit putaran (arus listrik kecil) dapat mengontrol aliran air yang jauh lebih besar (arus listrik besar). Transistor terdiri dari tiga terminal, yaitu basis (B), kolektor (C), dan emitor (E). Terdapat dua jenis utama BJT, yaitu NPN dan PNP, yang dibedakan berdasarkan susunan lapisan semikonduktornya. Transistor NPN: Terdiri dari lapisan P yang diapit oleh dua lapisan N. Arus listrik yang kecil pada basis akan mengendalikan arus yang lebih besar yang mengalir dari kolektor ke emitor. Transistor PNP: Terdiri dari lapisan N yang diapit oleh dua lapisan P. Transistor ini bekerj...
Komentar
Posting Komentar